Translate

Kompor Tenaga Surya Portabel

Sebagaimana sudah kita ketahui bersama bahwa Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan pancaran sinar matahari sepanjang tahun tanpa henti. Hal ini tentunya menjadi potensi yang sangat besar bila dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pemanfaatan secara konvensional telah dilakukan sejak puluhan tahun silam seperti untuk menjemur baju, pengeringan hasil pertanian dan lain-lain. Energi yang murah meriah ini sayang sekali kalau tidak dioptimalkan pemanfaatannya.


Beberapa pemanfaatan yang lebih moderen pun mulai dilakukan, seperti penggunaan pemanas air tenaga surya (solar water heater) yang mulai banyak kita jumpai di sekitar kita. Hal ini bisa dilihat dari mulainya atap-atap bangunan atau gedung terpasang alat ini. Pemanfaatan lain energi surya ini adalah dengan dikembangkannya kompor tenaga surya.

Teknologi ini berbiaya sangat murah. Kita hanya membuat alat untuk memfokuskan sinar matahari pada satu titik tertentu. Sehingga teknologi ini sangat cocok untuk dikembangkan di daerah pedesaan ataupun terpencil, meskipun tidak menutup kemungkinan juga untuk dikembangkan di daerah perkotaan, hal ini karena sederhananya teknologi ini sehingga setiap orang pun dapat mendesain dan membuatnya. Bahkan teknologi ini mempunyai keunggulan antara lain bebas biaya bahan bakar dan mengurangi polusi udara.

Ada beberapa desain model kompor surya yang secara umum dibagi menjadi tiga yaitu : kompor surya tipe kotak, tipe reflektif dan tipe parabolik. Kompor tenaga surya tipe kotak merupakan tipe yang paling umum untuk penggunaan personal atau rumah tangga. Meskipun namanya “kotak” namun saat ini dikembangkan pula kombinasi bentuk kotak dan silinder. Walaupun pemanasannya lebih lambat dibanding tipe lainnya, tapi tipe ini memiliki keunggulan dalam hal pembuatan yang sangat murah, mudah dan aman dalam penggunaan, serta mudah konstruksinya.

Gambar 1. Kompor surya tipe kotak

Tipe kedua adalah tipe reflektif dimana prinsip kerjanya adalah memfokuskan sinar matahari pada panci masak tanpa kotak seperti pada tipe sebelumnya. Kelemahan tipe ini adalah tidak stabil pada kondisi angin yang cukup kencang dan tidak bisa menahan panas cukup banyak pada saat sinar matahari agak tertutup awan. Tipe yang ketiga adalah tipe parabolik. Tipe ini juga memfokuskan cahaya pada satu titik tetapi dengan desain parabolik. Tipe ini membutuhkan tingkat kepresisian yang tinggi sehingga desainnya lebih kompleks. Namun panas yang dihasilkan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kotak.
Gambar 2. Kompor surya tipe reflektif (www.pres.org.pk)

Gambar 3. Kompor surya tipe parabolik (www.pres.org.pk)


Gambar 4. Kompor surya tipe balon (http://solarcooking.wikia.com)
Penggunaan kompor tenaga surya tipe-tipe tersebut akan mengalami sedikit kendala dalam hal transportasi karena ukuran dan berat dari kompor ini. Sehingga perlunya desain kompor yang lebih fleksibel dan mudah dibawa kemana-mana. Hal inilah yang mendasari Toshi Omhura, seorang berkewarganegaraan Jepang untuk mendesain kompor surya tipe baru yang kemudian diberi nama “Balloon Solar Cooker”. Prinsip kompor tipe balon ini menggunakan sistem parabolik dengan desain menggunakan prinsip balon yang bisa ditiup udara apabila hendak digunakan ataupun dikosongkan kembali sehingga bisa dilipat untuk kemudahan transportasi. Melihat sepintas nampak seperti ban pelampung buat renang tetapi dengan bagian atas terdapat reflektor parabolik. Sang penemu, yang juga salah satu pendiri Solar Cooker Japan (SCJ) bersama lembaganya mengujicobakan alat ini di Kenya bekerjasama dengan Cookers International East Africa Office (SCI-EA). Harapannya alat ini bisa diaplikasikan secara luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia tentunya.






Previous
Next Post »
-->